Pada bulan Februari 2019, Sibolga mengalami deflasi sebesar 0,70
persen atau terjadi penurunan nilai indeks Harga Konsumen dari
140,46 pada bulan Januari menjadi 139,48 pada bulan Februari.
Deflasi terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan
oleh menurunnya indeks harga konsumen yang terjadi untuk
kelompok pengeluaran bahan makanan sebesar 1,64 persen;
kelompok sandang sebesar 0,05 persen; dan kelompok
transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 2,15 persen.
Sedangkan inflasi terjadi untuk empat kelompok pengeluaran
yaitu kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau
sebesar 0,08 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan
bahan bakar sebesar 0,36 persen; kelompok kesehatan sebesar
0,06 persen; dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga
sebesar 0,11 persen.
Komoditas utama penyumbang deflasi selama bulan Februari
2019 di Sibolga, antara lain cabe merah, angkutan antar kota,
tomat buah, angkutan udara, daging ayam ras, bawang merah,
teter, dan telur ayam ras. Sedangkan penyumbang inflasi antara
lain tukang bukan mandor, beras, sawi hijau, apel, jeruk,
semangka, teh, dan rokok kretek.
Dari 23 kota IHK di Pulau Sumatera, 21 kota mengalami deflasi.
Deflasi tertinggi terjadi di Tanjung Pandan sebesar 0,82 persen
dengan IHK sebesar 143,93 dan terendah terjadi di Metro sebesar 0,04 persen dengan IHK sebesar 139,58.