Inflasi terjadi karena adanya peningkatan harga yang
ditunjukkan oleh meningkatnya indeks harga konsumen yang terjadi untuk seluruh kelompok
pengeluaran yaitu, kelompok bahan makanan sebesar 6,98 persen; kelompok makanan
jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,03 persen; kelompok perumahan, air,
listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,08 persen; kelompok sandang sebesar 0,16
persen; kelompok kesehatan sebesar 0,02 persen; kelompok pendidikan, rekreasi
dan olah raga sebesar 0,02 persen; dan kelompok transportasi, komunikasi dan
jasa keuangan sebesar 0,16 persen.
Komoditas utama penyumbang inflasi selama bulan Juni 2019
di Sibolga, antara lain cabai merah, tongkol/ambu-ambu, teter, dencis, bumbu
masak jadi, pisang, angkutan antar kota, jeruk, kape-kape, dan cabai rawit. Sedangkan
penyumbang deflasi antara lain bwang putih, angkutan udara, apel, minyak
goreng, salak, kunyit, daging ayam ras, telur ayam kampong, anggur dan kol
putih/kubis.
Dari 23 kota IHK di Pulau Sumatera, hanya satu kota yang tercatat
deflasi, yaitu Tanjung Pandan sebesar 0,41 persen dengan IHK sebesar 145,67.
Inflasi tertinggi terjadi di Sibolga sebesar 2,25 persen dengan IHK sebesar
145,59 dan terendah terjadi di Batam sebesar 0,24 persen dengan IHK sebesar
139,48.