Pada bulan Desember 2018, Sibolga mengalami inflasi sebesar 0,10 persen atau terjadi peningkatan nilai indeks Harga Konsumen dari 140,36 pada bulan November menjadi 140,50 pada bulan Desember.
Inflasi terjadi karena adanya peningkatan harga yang ditunjukkan oleh meningkatnya indeks harga konsumen yang terjadi untuk empat kelompok pengeluaran yaitu kelompok bahan makanan sebesar 0,18 persen; kelompok makanan jadi, minuman sebesar 0,01 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,04 persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 0,05 persen dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,38 persen; sedangkan deflasi terjadi untuk satu kelompok pengeluaran yaitu kelompok sandang sebesar 0,20 persen. Sementara itu kelompok yang tidak mengalami perubahan indeks, yaitu kelompok kesehatan.
Komoditas utama penyumbang inflasi selama bulan Desember 2018 di Sibolga, antara lain bawang merah, teter, dencis, tomat buah, telur ayam ras, angkutan udara, cumi-cumi, tongko; abu-abu dan pisang sedangkan penyumbang deflasi antara lain cabai merah, emas perhiasan, jeruk, bayam, sawi hijau dan cabe hijau.
Dari 23 kota IHK di Pulau Sumatera seluruh kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Pangkal Pinang sebesar 1,88 persen dengan IHK sebesar 141,67 dan terendah terjadi di Banda Aceh sebesar 0,02 persen dengan IHK sebesar 128,20.